22 December 2012





METODOLOGI QIRO'ATI


Metode qiro'ati merupakan salah satu metode praktis untuk memudahkan kita dalam mempelajari baca tulis Al Qur'an secara cepat. Metode ini diprakarsai oleh beliau Ustadz Dachlan Zarkasyi hafidlokumulloh atas hidayah yang diberikan Alloh SWT semata. Methode ini kemudian berkembang dengan pesat di Jawa Tengah yang merupakan tempat awal munculnya methode ini. Dan saat ini telah merebak hingga diseluruh tanah air disamping adanya methode-methode pembelajaran Al Qur'an yang lain.


Beliau senantiasa menganggap semua anak adam memiliki potensi. Dengan kata lain tidak ada istilah anak yang bodoh, pemahaman ini harus dihapuskan dari fikiran seorang pendidik. Namun pola pengajaran dan tingkat kualitas pendidik yang harus dipertanyakan. Untuk itu Beliau juga memberikan resep sekaligus pedoman bagi para pendidik TPQ/TKQ agar seorang ustadz dan ustadzah senantiasa istiqomah dalam mengajarkan pembelajarannya dengan baik.


Adapun amaliah yang harus dilakukan oleh semua pendidik, diantaranya ;


1. Niat ikhlas dan bersabar
Seorang pendidik harus senantiasa memiliki keikhlasan hati dan sepenuh hati dalam mengajarkan Al Qur'an karena ini sudah merupakan tanggung jawab seorang muslim agar mendapatkan great yang baik dihadapan Alloh semata. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ;
''Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah yang mau belajar Al Qur'an dan mau mengajarkannya''.
Seorang pendidik harus menghilangkan niatan-niatan yang menginginkan keduniawian. Karena Alloh sendiri yang akan memberikan balasan bagi hambanya yang mau berjuang dijalan Nya. Niatan yang salah meskipun hanya kecil akan menjadi penghambat bagi seseorang dalam berdakwah.
Sekiranya usaha tersebut di rasa sudah maksimal maka yang terakhir di lakukan adalah bersabar. Bersabar dalam arti tidak berputus asa dengan hasil yang ada. Namun selalu melakukan evaluasi dan peningkatan mutu selanjutnya.

2. Rajin melaksanakan sholat tahajjud
Di samping sholat fardlu dengan tertib maka seorang pendidik hendaknya rajin melaksanakan sholat tahajjud. Sikap senantiasa bermunahajat kepada Khaliqnya harus ada pada setiap diri pendidik. Semua persoalan dikembalikan kepada Khaliqnya. Tak bosan-bosan untuk selalu mendoakan para santrinya dan kemudahan-kemudahan untuk menjalankan aktifitas kesehariannya.

Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan jasmani semata, namun memiliki ghiroh untuk ; Mengajar, Mendidik, Membimbing dan Mendoakan [4 M]. Suri tauladan yang baik harus senantiasa ditampilkan di hadapan para anak didiknya.

3. Rajin tadarus
Tadarus atau baca Al Qur'an hendaknya di lakukan setiap hari dan setiap saat. Banyak waktu yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk selalu tadarus dimanapun berada. Di sekolah tadarus dapat dilakukan dengan kepala sekolah, dengan koordinator cabang, wilayah maupun pusat. Hal ini dapat membantu guru untuk lebih lancar, fasih dan mantap dalam memahami metode Qiro'ti.

VISI DAN MISI QIRO'ATI

Visi dan misi pembelajaran Qiro'ati yang akan di capai adalah kemampuan untuk membaca Al Qur'an dengan tepat. Dalam arti tepat sesuai kaidah-kaidah baca Al Qur'an yang meliputi akhrojul huruf, tajwid dan tartil dalam pengucapannya.


METODOLOGI QIRO'ATI


JILID I

Ada 4 peraturan :
1. Sederhana, misal huruf ''a'' harus diucapkan ''a'' dengan mulut terbuka
2. Step by step, pastikan anak hafal '' a atau ba'' meski di bolak balik. Jangan ditambah jika belum lancar
3. Drill atau latihan, yaitu dengan memberikan latihan penerapan pada materi tambahan misal; materi hafalan doa disetiap awal pelajaran.
4. Test, guru boleh menaikkan halaman santri ke jilid berikutnya setelah di uji oleh orang yang di beri amanah. Dengan ketentuan santri dapat baca secara Tepat Cepat dan Benar.

MISI JILID I
Untuk memberantas bacaan Al Qur'an yang nggremeng atau samar-samar. Caranya dengan membiasakan baca huruf berharokat 'a' atau 'o' dengan mulut terbuka lebar dan suara yang keras.

METHODE JILID I
1. Praktis, langsung tanpa di eja[di baca pendek-pendek]
2. Bahasa Singset [singkat, sederhana]
3. Daktun [tidak menuntun]
4. Jangan di tambah jika belum bisa baca cepat dan tepat
5. Ciptakan suasana bersaing
6. Tiwasgas [teliti, waspada dan tegas]
7. Drill, anak bisa karena biasa.

STRATEGI MENGAJAR
Jumlah santri 1 kelas maks 15, idealnya 10 dengan klasikal individu
Jilid 1 di bagi 2 kelas :
- Jilid l A halaman 1 sampai 20 dengan peraga halaman 1 sampai 17
- Jilid l B halaman 1 sampai 44 dengan peraga halaman 18 sampai 36
Prakteknya: 15 menit baca peraga klasikal hal 1 sampai 17, khusus hal 1 baris ke 1 guru memberi contoh. 30' individu [anak baca satu-satu dan yang lain menulis], 15' baca peraga klasikal mundur dan 10' materi tambahan.

TASHIH
- Jangan naikkan jilid 2 jika belum bisa baca cepat dan tepat
- Pentashih adalah kepala TKQ\TPQ yang ditunjuk korcab
- Halaman 44 bukan untuk tashih.


JILID II

MISI JILID II
Untuk memberantas bacaan Al Qur'an yang sembrono, caranya;
a. Dengan membiasakan kasroh atau dlummah yang bagus[ i-in, u-un tidan e'-en, o-on ]
b. Di ajaarkan agar cermat baca panjang pendek.

METHODE
1. Jangan di tambah jika ada bacaan salah, sembrono dan kurang lancar.
2. Guru harus tiwasgas
3. Praktis, singset daktun dan drill.

STRATEGI MENGAJAR
Satu kelas maksimal 21 santri dengan pola klasikal individual, caranya kelas di bagi menjadi dua kelas;
- kelas 2 A kelompok halaman 1 sampai 22 dengan peraga halaman 1 sampai 13
- kelas 2 B kelompok halaman 23 sampai 44 dengan peraga halaman 14 sampai habis.
Prakteknya;
15' baca pereaga klasikal hal. 1 sampai 13 dengan kompak dan cepat
30' baca individual untuk mendapatkan kredit dan belajar menulis
15' baca peraga mundur dari ha. 13 ke hal. 1
10' materi tambahan atau hafalan
Materi tambahan cukup dengan peraga kealas, tanpa buku pegangan santri dan di ajarkan klasikal, kreditnya cukup di cek seminggu sekali.

TASHIH
Jangan di naikkan jilid 3 di tashih ada bacaan salah, sembrono dan kurang lancar. Dari kelas 2 A tetap ada tashih. Pentashih adalah kepala TPQ/TKQ yang di tunjuk oleh koordinator bukan pengurus, yang bacaannya tearbaik, bersyahadah dan dapat bacaan guru-guru yang lain dan berhasil meluluskan santri dengan baik.


JILID III

MISI JILID III
Untuk memberantas bacaan Al Qur'an yang dlewer dan di seret-seret, caranya;
1. Dengan di ajarkan baca sukun di tekan/tidak di panjangkan dan tidak tawallud, contoh all...di baca alle...
2. Dengan di biasakan baca mad thobi'i normal satu alif atau dua harakat.

METHODE
1. Jangan di tambah jika ada bacaan yang salah, sembrono, di seret-seret dan kurang lancar.
2. Guru harus tiawasgas, mengerti misi jilid 1, 2 dan 3.
3. Praktis, singset, daktun, ciptakan suasana kompetisi dan drill.

STRATEGI
Satu kelas maksimal 20 santri dengan pola klasikal individual, caranya; Jilid 3 di bagi menjadi 2 kelas;
- kelas 3A kelompok halaman 1 sampai 18 dengan peraga halaman 1 sampai 11
- kelas 3B kelompok halaman 19 smpai 44 dengan peraga halaman 12 sampai 20.
Prakteknya:
15' baca peraga klasikal halaman 1 sampai 11 dengan suara kompak, cepat, tepat dan keras.
30' individu untuk mengisi kredit dan yang lain belajar menulis
15' baca peraga klasikal mundur dari halaman 11 ke halaman 1
10' materi tambahan/hafalan.
Selain pola klasikal individual ini ada pola lain yaitu Klasikal Baca Simak tapi ini tidak lebih baik.

TASHIH
1. Jangan di naikkan ke jilid 4 jika ada bacaan salah, ndlewer dan tidak lancar.
2. Naik dari 3A ke 3B melalui tashih.
3. Pentashih adalah kepala yang di tunjuk koord yang bersyahadah, terbaik, membimbing guru yang lain tentang Al Qur'an dan methode mengajar yang berhasil meluluskan santrinya dengan baik. Untuk anak yang bisa cepat cara maenunjuknya mendahului bacaan.


JILID IV

MISI JILID IV
Untuk memberantas bacaan Al Qur'an yang tidak bertajwid, caranya dengan di mulai membiasakan bacaan nun sukun dengan dengung yang lama lebih dari satu alif.

METHODE
1. Jangan di tambah jika ada bacaan salah, tidak bertajwid, ndlewer, sembrono dan kurang lancar.
2. Guru harus tiwasgas, mengerti misi jilid 1, 2, 3 dan 4.
3. Praktis, singset, daktun, ciptakan suasana kompetisi dan drill.

STRATEGI
Satu kelas maksimal 20 santri dengan pola klasikal individual dan klasikal baca simak, caranya di bagi menjadi dua kelas;
- IV A halaman 1 sampai 22 deangan peraga halaman 1 sampai 13
- IV B halaman 23 sampai 44 dengan peraga halaman 14 sampai 20.
Prakteknya;
15' baca peraga klasikal dengan cepat, kompak dan suara keras halaman 1 sampai 13
30' individual untuk mengisi kredit yang lain menulis
15' baca peraga klasikal mundur
10' materi tambahan/hafalan.


JILID V

MISI JILID V
Memberantas bacaan Al Qur'an yang tidak beartajwid [melanjutkan misi jilid iv]

METHODE
1. Jangan di tambah jika ada bacaan salah, tidak bertajwid, ndlewer, sembrono dan tidak lancar.
2. Guru harus tiwasgas dan mengerti misi jilid 1, 2, 3, 4 dan 5.
3. Praktis, singset, daktun, ciptakan kompetisi dan drill.

STRATEGI
kelas 5A halaman 1 sampai 22 dengan peraga halaman 1 sampai 17
- kelas 5B halaman 23 smpai 38 dengan peraga halaman 18 sampai halaman 23 [habis]
Praktek ;
15' baca peraga klasikal dengan kompak, keras dan cepat dari halaman 1 sampai 17
30' individual yang lain belajar menulis
15' baca klasikal mundur dari halaman 17 ke halaman 1
10' materi tambahan/hafalan dengan peraga kelas pelajaran praktek wudlu di ajarkan di jilid v sebelum di laksanakan tadarus juz 27.
Keterangan ;
Mulai jilid 5 ini sekaligus langsung praktek tadarus dengan menggunakan juz jilid 27 edisi khusus qiro'ati.
Caranya ;
a. Bareng waktunya dengan jilid 5 atau setelah jilid 5
b. Jika ada tanda nunkecil tidak boleh mendengung.
c. Mengajarkan juz 27 dengan cara tadarus klasikal klasikal baca simak secara bergantian, masing-masing 1 ayat atau 2 ayat saja di acak oleh guru tidak di urutkan agar bisa di simak.
d. Jika juz 27 habis dan jilid 5 belum maka tadarus juz 27 di ulang lagi dari awal. Juz 27 ini adalah target kelas.

TASHIH
1. Jangan di naikkan jika ada salah, tidak bertajwid, ndlewer sembrono atau tidak lancar.
2. Tashih wajib jilid 5 di ambil dari halaman 30, 31, 32 dan 33, tashih tambahan terserah dari TKQ/TPQ.


JILID VI

MISI JILID VI
Untuk memberantas bacaan Al Qur'an yang tidak bertajwid meneruskan jilid v.

METHODE
1. Jangan di tambah jika ada bacaan salah, tidak bertajwid, ndlewer, salah, sembrono, tidak lancar dan di seret-seret.
2. Guru harus tiwasgas mengerti misi Qur'an jilid 1 sampai 6.
3. Tdak daktun, ciptakan kompetisi dan drill.

STRATEGI
Jumlah santri maksimal 20 santri dengan 2 pola. Jilid 6 hanya 1 kelas tidak di bagi yaitu halaman 1 sampai 22 dengan peraga halaman 1 sampai 13.
Praktek;
15' baca klasikal peraga jilid 6
30' individual untuk mengisi kredit
15' baca peraga mundur halaman 13 ke halaman 1
10' materi tambahan/ hafalan dari surat An Nas sampai surat At Takatsur, sebaiknya sampai surat Ad Dhuha. Praktek ibadah sholat juga di awasi, ketika anak sudah di ajarkan bacaan sholat dan sudah bisa praktek, usahakan guru ikut memantau kalau perlu bersama orang tua.
Keterangan ;
1. Pelajaran Al Qur'an di ajarkan mulai jilid 6
2. Waktunya bisa bersamaan [separo jilid 6 separo Al Qir'an]
3. Caranya dengan tadarus, klasikal baca simak.
4. Sebaiknya mushaf Al Qur'an seragam dengan ukuran sedang, tulisan jelas dan dikoordinir.
5. Dirumah anak-anak di beari tugas baca Al Qur'an juz 1 sampai 10 dengan di sertakan buku kontrol dari guru.
6. Di TPQ/TKQ anak baca AlQur'an mulai juz 1 dengan pola taadarus klasikal baca simak.

TASHIH
1. Jangan di naikkan ke buku ghorib jika di tashih salah, tidak bertajwid, ndlewer dan tidak benar.
2. Lulus jilid 6 berarti sama deangan lulus tingkat persiapan harus bisa baca Al Qur'an tartil bertajwid tapi belum boleh khotaman.
3. Tashih wajib halaman 20, tashih tambahan terserah pentashih, boleh menggunakan qiroa'ati atau Al Qur'an juz 30.


BUKU GHORIB DAN MUSYKILAT

MISI
Buku Ghorib dan musykilat ini adalah paket untuk TKQ di buat amat sederhana, bukan buku ilmiah ;
a. Ghorib di artikan sebagai ayat-ayat yang tulisan dan bacaannya tidak sama. Di baca mengikuti Qiro'ahnya Imam 'Ashim riwayat Imam Hafsh.
b. Musykilat di artikan sebagai ayat yang membingungkan, pembaca sering salah meski tulisan dan bacaannya sama.

METODOLOGI QIRO'ATI

Read More



PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN ALQURAN


Bagaimana proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri?
Bagaimana cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca? murid/santri

Bagaimanakah proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca?

Mendeskripsikan proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca murid/santri
Mendeskripsikan cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri
Mendeskripsikan proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca
Menurut departemen agama “Alquran dan terjemahannya” memberi pengertian bahwa: Alquran adalah kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan(wahyukan)kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
Menurut Subhi Al-Shaleh (1993) seperti yang di kutip Masyfuk Zuhdi memberi batasan ”Alquran adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat bukti atas kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam muskhaf-muskhaf dan dinukilkan dengan jalan mutawatir dan bagi yang membacanya di pandang ibadah”.
Ahli ushul mengartikan Alquran sama dengan mengartikan kitab.
Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) prifat (penyemakan secara individual), maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.
Bila ada santri yang sama tingkatpelajarannya, boleh dengan system tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas
Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA
Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain.
Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.
Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral, intoleran, miskin solidaritas, dan tidak humanis.
Negara kita ini sekarang memang berada di tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Sehingga kita tidak tahu apakah peran akhlaq masih ada pada mereka?
Untuk dapat membina akhlak pembelajaran Alquran terhadap anak sebagai salah satu pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri secara sistematis. Umat islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang teknologi. Umat islam lupa bahwa mereka mempunyai Alquran yang merupakan kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia.
Alquran merupakan dasar keyakinan yang keagamaan, keibadahan dan hukum. Membimbing manusia dalam mengarungi hidupnya adalah sangat layak bila Alquran mendapat perhatian istimewah.
Sekarang ini sangat prihatin sekali, Alquran telah hilang dari pendengaran kita, jarang sekali Alquran di kumandangkan oleh di masjid dan di musollah dikarenakan Semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang demikian ini jelas keliru menurut kaca mata islam. Menurut persepsi islam , kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.
Disisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengaji Alquran secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan intelektual dan orang-orang mudah terpelajar. Kesadaran ini pula pada gilirannya mendorong mereka ke tempat pengajian atau mereka malah mengundang guru agama ke rumah mereka.
Pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik di ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung jawab mendidik dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif  untuk kehidupannya.
Kita harus berusaha mendidik anak-anak mulai dari lahir, agar mereka menjadi generasi yang berguna bagi negara khususnya bagi agama.
Dari penjelasan di atas intinya bahwa kita dalam ajaran islam ada perintah untuk mendidik anak berdasarkan agama. Sedangkan salah satu materi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran.
Membaca Alquran itu tidak boleh asal baca dan harus hati-hati karena tidak boleh salah cara pengucapan makhrojnya, tajwidnya karena akan mempengaruhi arti dari Alquran itu. Untuk itu di perlukan metode yang cocok agar peserta didik bisa membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan hukum bacaannya
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Dan disini banyak sekali metode yang digunakan. Yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Akan tetapi metode yang digunakan tidak selalu cocok untuk peserta didik karena kadang-kadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan peserta didik. Oleh karena itu penulis membahas tentang metode Qiro’ati.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

D.  Manfaat Penulisan
1. Bagi Guru
Guru akan lebih mengetahui metode yang tepat untuk peserta didik, guru akan lebih menyadari bahwa penggunaan metode yang sesuai dengan peserta didik dalam pembelajaran itu penting dan guru akan lebih aktif, inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode untuk peserta didiknya.
2.  Bagi Siswa
Siswa akan lebih semangat dalam belajar karena siswa yang mempunyai kesulitan akan terbantu dengan guru yang lebih kreatif dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Lembaga
Lembaga akan lebih berbenah diri untuk penanaman jiwa keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Alquran dengan metode yang disesuaikan dengan peserta didik.
4. Bagi Masyarakat
Kegiatan belajar akan semakin optimal dan dengan ini diharapkan akan menghasilkan output yang lebih berkualitas dari segi agama. Dan ini akan membuat masyarakat lebih maju dalam keagamaan.

BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran berasal dari kata”belajar” yang mendapat akhiran pe- dan akhiran –an. Keduanya (pe-an) termasuk konflik nominal yang 
bertalian dengan perfiks verbal “me” yang mempunyai arti proses. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar, dapat ditunjukkan dalam berbagai bentukseperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan kebiasaan, kecakapan, serta perubahan aspek aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989:15).
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain (Hartono, 2007)
Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.
Metode adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca Alquran yang langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Alquran di tinjau dari pengertian:
Dari beberapa definisi Alquran di atas, telah disepakati oleh para ulama. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa Alquran merupakan bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat abadi dan menjadi kitab suci umat islam serta sebagai hujjah dan pedoman hidup sampai akhir zaman.

Dasar-dasar pembelajaran Alquran
Setiap orang islam yang telah menyatakan beriman kepada Alquran mempunyai kewajiban terhadap kitab sucinya. Diantaranya adalah mengamalkan sedapat mungkin hasil yang telah diperoleh oleh setiap orang islam dari apa yang ia pelajari diajarkan kembali kepada orang lain, seperti keluarga, tetangga dan seterusnya sehingga pembelajaran Alquran dapat terlaksana terus hingga akhir zaman.
Setiap orang muslim wajib mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari Alquran secara komprehensif membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mungkin manusia sepanjang hidupnya tiada cukup waktu untuk mempelajarinya karena keterbatasan keterbatasan yang dimiliki.

Macam-macam Metode Pembelajaran Alquran
Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

a. Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Alquran.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Alquran dengan fasikh). Bacaan langsung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1) Kelebihan
2) Kekurangan
a. Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b.Tidak ada media belajar
c. Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.

b. Metode Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah:
1) Hafalan
2) Eja
3) Modul
4) Tidak variatif
5) pemberian contoh yang absolute
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1) Kelebihan
2) Kekurangan

c. Metode An-Nahdliyah
Metode An-Nahliyah adalah salah satu metode membaca Alquran yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Bagdady maka materi pembelajaran Alquran tidak jauh berbeda dengan metode Qiro’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Alquran pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
1)       Program buku paket  yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Alquran
2)       Program sorogan Alquran yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Alquran sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdliyah.
Dalam program sorogan Alquran ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca Alquran yang sesuai dengan system bacaan dalam membaca Alquran. Dimana santri langsung praktek membaca Alquran besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa system bacaan.yaitu  tartil, tahqiq, dan taghanni.

d. Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Alquran yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di latar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Alquran yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqurrohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.

e. Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).

Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1) CBAC : Cara belajar santri aktif
2) LCTB  : Lancar cepat tepat dan benar
2. Strategi mengajar dalam Qiro’ati

Dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
a. Strategi mengajar umum (global)
1)      Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
2)      Klasikal Individu  yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
3)      Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak  bacaan Alquran orang lain.
b.  Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan strategi ini mengajarkannya secara khusus atau detil.

Dalam mengajarkan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
1. Jilid I
Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alquran. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri.
2. Jilid II
Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
3. Jilid III
Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad).
4. Jilid IV
Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
5. Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar
6. Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.

Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai.

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Metode Qiro’ati sangatlah cocok didalam mengatasi permasalahan kesulitan dalam belajar membaca Alquran. Yakni dengan cara membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
2. Dengan memakai metode ini diharapkan murid/santri mampu membaca Alquran dengan baik dan benar yakni dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah ada dan bagi pengajar diharuskan lebih mengembangkan strategi pembelajaran metode ini.
3. Dalam menilai kemampuan murid/santri, semua kembali kepada kemampuan murid/santri dengan mampu menguasai materi yang diberikan dan lulus tes yang diberikan sekolah/TPA.
Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat dan membantu pembaca untuk mengetahui metode-metode  apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran membaca Alquran selain metode Qiro’ati. Penulis mengarapkan kritik, saran yang mendukung serta menyempurnakan penulisan makalah ini.

sumber :http://dydyd0d0.wordpress.com/2010/01/07/penerapan-metode-qiroati-dalam-pembelajaran-alquran/

PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN ALQURAN

Read More


SEJARAH QIROATI 



Berawal dari ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar mengajar Al Quran di madrasah, mushala, masjid dan lembaga masyarakat muslim yang pada umumnya belum dapat membaca AI Ouran dengan baik dan benar, Almarhun KH. Dachlan Salim Zarkasyi, tergugah untuk metakukan pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga di atas dimana ternyata metode yang dipergunakan oleh para guru dan pembimbing Al Quran dinilai lamban, ditambah sebagian guru ngaji (ustadz) yang masih asal-asalan mengajarkan Al Quran sehingga yang diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Hal itulah yang mendorong Almarhum K.H. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 memulai menyusun metode baca tulis Al Quran yang sangat praktis. Berkat Inayah Allah beliau telah menyusun 10 jilid yang dikemas sangat sederhana. Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi dalam perjalanan menyusun metode baca tulis Al Quran sering melakukan studi banding keberbagai pesantren dan madrasah Al Quran hingga beliau sampai ke Pesantren Sedayu Gresik Jawa Timur (tepatnya pada bulan Mei 1986) yang pada saat itu dipimpin oleh Almukarram K.H. Muhammad. Almarhum K.H. Dachlan Salim Zarkasyi tertarik untuk melakukan studi banding sekaligus bersilaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik, karena TK Al Quran balitanya (4-6 tahun), yang dirintis oleh K.H. Muhammad sejak tahun 1965 dengan jumlah muridnya 1300 siswa yang datang dari berbagai kepulauan yang ada di Indonesia. Maka dapat disimpulkan TK Al Quran Sedayu adalah TK Al Quran pertama di Indonesia bahkan di dunia.

Sebulan setelah silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada tanggal 1 Juli 1986 , KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al Quran yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang disusunnya sendiri dengan target rancana 4 tahun seluruh muridnya akan khatam Al Quran. Berkat Inayah Allah SWT., diluar dugaan dalam perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa ayat Al Quran, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah menghatamkan Al Quran dan mampu membaca dengan baik dan benar (bertajwid).

TK Al Quran yang dipimpinnya makin dikenal keberbagai pelosok karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah banyak yang melakukan studi banding dan meminta petunjuk cara mengajarkan metode yang diciptakannya. K.H. Dachlan Salim Zarkasyi secara terus-menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dah para Kyai Al Quran atas motode yang diciptakannya.

Atas usul dari Ustadz A. Djoned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini diberi istilah dengan nama "QIRAATI" dibaca "QIROATI" yang artinya BACAANKU (pada saat itu ada 10 jilid).

Memperhatikan perjalanan sejarah penyusunan metode Qiroati, tampaknya K.H. Dachlan Salim Zarkasyi sangat didukung oleh para Kyai umul Quran, walaupun menurut penuturannya beliau ini bukanlah santri namun kehidupannya selalu dekat dengan para Kyai sehingga tampak tawadu', mukhtish dan berwibawa.

Atas restu para Kyai metode Qiroati selanjutnya menyebar luas dan digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Al Quran di masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum.

Qiroati diminati oteh mayoritas para pendidik Al Ouran dikarenakan memiliki beberapa perbedaan dengan metode lain diantaranya :


  1. Berkesinambungan antara halaman ke halaman berikutnya.
  2. Berkesinambungan antara jilid satu dan seterusnya
  3. Disesuaikan dengan usia para pelajar Al Quran
  4. Kata dan kalimatnya tidak keluar kaidah ayat-ayat Al Quran tidak kedaerahan
  5. Setiap Pokok Bahasan sudah diterapkan ilmu Tajwid
  6. Dilengkapi Petunjuk mengajar setiap Pokok Bahasan
  7. Dilengkapi Buku Gharib, Musykilat dan Tajwid Praktis
  8. Sangat mudah untuk diucapkan


Dari tahun ketahun perkembangan Qiraati makin meluas keseluruh pelosok negeri bahkan di beberapa negara asing tercatat sampai tahun 2000 telah masuk kenegara Australia, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura.

Dari perkembangan tersebut Almarhum K,H. Dachian Salim Zarkasyi tidak terlalu gembira bahkan merasa khawatir karyanya ini disalah gunakan yang berbau bisnis belaka, untuk itu pada tahun 1990 beliau mengundang seluruh kepala TKA/TPA dan Lembaga yang mempergunakan Qiroati pada suatu acara Silatnas Nasional untuk mentashhih ulang para kepala TKA/TPA dan pengelola Qiroati sekaligus menunjuk Koordinator tingkat Propinsi dan Kota Besar yang ada di Indonesia, Dari hasil Silatnas Qiroati tersebut ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, yang merupakan amanat untuk seluruh pengguna Qiroati, diantaranya :


  1. Saya tidak ingin menyebarkan luaskan Qiroati tetapi ingin menyebarkan ilmu Qiroati yang saya ijazahkan."
  2. Qiroati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.
  3. Siapa saja boleh belajar dan mengaiarkan Qiroati dengan syarat mau ditashhih.



SEJARAH QIROATI (2)

Read More


MEMAHAMI QIROATI



Jika Anda seorang ustadz atau ustadzah, atau seorang santri atau santriwati yang memakai Qiroati, maka WAJIB membaca dan memahami beberapa petunjuk dibawah ini....

Ada dua wasiat yang disampaikan oleh bapak H. Dachlan salim Zarkasyi untuk pada guru Al-Qur'an (khususnya pemakai Qiroati) sewaktu beliau masih di rumah sakit, yaitu :

Yang pertama, bahwa guru ngaji harus melaksanakan tiga hal utama :
a. guru ngaji harus sabar dan ikhlas
b. guru ngaji harus sering tahajud
c. guru ngaji harus sering tadarus al-Qur'an 

Yang kedua, bahwa Qiroati tidak boleh dinyok-nyokke (disodor-sodorkan),Qiroati diberikan hanya kepada yang mau, jangan diberikan kepada yang tidak mau, maksudnya? mereka yang mau adalah mereka yang mau mengikuti aturan main yang telah Bapak H. Dachlan salim Zakarsyi tetapkan, mereka yang tidak mau adalah mereka yang tidak mengikuti aturan mainnya, walaupun mereka telah memakai Qiroati cukup lama.

Tujuan dari Buku Qiroati 
a. menjaga dan memelihara kehormatan dan atau kesucian Al-Qur'an dari segi bacaan yang     benar (tartil) sesuai dengan kaidah tajwid.
b. Menyebarkan ilmu baca Al-Qur'an bukan menjual buku.
c. mengingatkan guru ngaji agar berhati-hati dalam mengajar Al-Qur'an.
d. Meningkatkan mutu (kwalitas) pendidikan atau pengajaran Al-Qur'an.

Target dari Buku Qiroati 
Target yang diharapkan dengan Qiroati adalah seseorang (siswa/santri) akan mampu membaca Al-Qur'an dengan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
a. Dapat membaca Al-qur'an dengan tartil yang meliputi :
     - Makhraj sebaik mungkin
     - Mampu membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang bertajwid.
     - Mengenal bacaan gharib dan bacaan yang musykilat.
     - Hafal (faham) ilmu tajwid praktis.
b. Mengerti shalat, bacaan dan praktisnya.
c. Hafal surat-surat pendek, minimal sampai adh dhuha.
d. Hafal doa-doa pendek (doa sehari-hari).
e. Mampu menulis arab dengan baik dan benar. 




Sarat Menjadi Guru Qiroati

1. Syarat menjadi guru
Syarat untuk menjadi guru ngaji menggunakan Qiroati adalah yang bersangkutan harus :
a. Lulus tashih
b. Mengikuti pembinaan metodologi pengajaran Qiroati

2. Standar Sayahadah
Untuk guru ngaji yang menggunakan Qiroati jilid 1 sampai jilid enam diperlakukan  persyaratan syahadah.

3. Tadarus
Adanya hubungan silaturahmi antar guru yang diwujudkan dalam bentuk tadarus (saling menyimak bacaan) dan diskusi antar guru ditiap lembaga minimal sebulan sekali, ditingkat kecamatan sebulan sekali dan ditingkat kabupaten setiap tuga bulan sekali.

sumber diambil dari "Memahami Qiroati" yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Al-Qur'an RAUDHATUL MUJAWWIDIN SEMARANG

link : http://pakjokocakep.blogspot.com/2012/03/memahami-qiroati.html

MEMAHAMI QIROATI

Read More




Sejarah QIRO'ATI (1)

Sejarah Penyusunan
Sejarah penemuan dan penyusunan Metode Qiraati membutuhkan perjalanan masa yang cukup lama dengan usaha, penelitian, pengamatan, dan uji coba selama bertahun-tahun. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran Bapak H. Dachlan Salim Zarkasyi selalu mengadakan pengamatan dan penelitian pada majlis pengajaran Al Qur-an di mushalla-mushalla, masjid-masjid, ataupun majlis tadarus Al Qur-an.
Dari hasil pengamatan dan penelitian ini beliau mendapatkan masukan-masukan dalam penyusunan Metode Qiraati, di mana hal-hal yang dirasa perlu dan penting untuk diketahui dan dipelajari anak-anak beliau tulis, beserta contoh-contohnya yang kemudian diujicobakan kepada anak didiknya. Sehingga penyusunan Metode Qiraati ini bukan berupa satu paket buku sekali jadi dari hasil “otak-atik akal” melainkan dari hasil pengamatan, penelitan, dan percobaan, sehingga Metode Qiraati ini mempunyai gerak yang dinamis sesuai kebutuhan dan perkembangan.

Awal Mengajar Ngaji
Bermula dari panggilan hati Bapak Dachlan Salim Zarkasyi sebagai seorang muslim untuk mengajar ngaji (membaca Al Qur-an) kepada anak-anaknya sendiri dan anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Beliau mulai mengajar ngaji ini pada tahun 1963. Pada saat itu beliau mengajar dengan Kitab Turutan (Metode / Kaidah Baghdadiyah) sebagaimana umumnya guru-guru ngaji di Indonesia.
Namun ternyata dalam mengajar dengan Kitab Turutan ini beliau merasa kesulitan sehingga tidak diperoleh hasil yang memuaskan. Dimana anak cenderung hanya sekadar menghafal dan tidak paham masing-masing huruf, sehingga anak tidak membaca sendiri, tetapi harus dituntun dalam membaca Al Qur-an.
Dari rasa tidak puas dengan Kaidah Baghdadiyah yang diajarkan dengan cara dituntun ini, timbul gagasan pemikiran di benak beliau bagaimana cata mengajarkan membaca Al Qur-an dengan cara yang lebih mudah dan berhasil dapat membaca Al Qur-an dengan tartil.
Untuk itu membeli buku-buku yang katanya praktis dan memudahkan orang belajar membaca Al Qur-an, untuk diajarkan kepada anak didiknya. Namun setelah dipelajari tidak ada satupun buku yang dipergunakan untuk mengajar, karena dalam buku-buku tersebut hanya diajarkan sekedar bias membaca huruf Al Qur-an dan tidak akan menghasilkan anak dapat membaca Al Qur-an dengan bacaan tartil. Dan yang lebih merisaukan beliau adalah contoh-contoh yang diberikan menggunakan kalimat dalam bahasa Jawa ataupun bahasa Indonesia, bukan dengan bahasa Arab ataupun bahasa Al Qur-an. Karena tidak ditemukan buku yang dikehendaki, tercetuslah gagasan untuk menyusun metode yang berbeda dengan metode-metode yang sudah ada sebelumnya. 

SEJARAH QIRO'ATI (1)

Read More

03 December 2012

NOMOR REKENING UNTUK MEMBANTU PALESTINA

Bismillahirrahmanirrahim,
Do'a adalah bantuan tertinggi untuk saudara-saudara kita di Palestina. Alangkah lebih afdhal jika selain do'a ada bantuan yang bisa kita berikan karena sesungguhnya kita senantiasa menginginkan untuk memberi bantuan terbaik yang kita miliki. Jika kita melihat Sahabat Rasulullah Abu Bakar yang menyerahkan seluruh hartanya untuk islam, Usman bin Affan yang dermawan tak pernah ia absen berinfak untuk kepentingan umat islam begitu pula yang dilakukan Abdurrahman bin 'Auf dan sahabat lainnya. 

Subhanallah seharusnya kita tergugah dengan para sahabat yang tak pernah itung-itungan dalam membantu saudara dan kepentingan umat ini. Untuk itu, mari kita mulai belajar dari sekarang untuk mengeluarkan harta yang Allah titipkan kepada kita, semoga dengan harta inilah justru semakin membuat kita dekat dengan Allah. Mulailah dengan sejumlah yang kita mampu untuk kemudian Allah tambahkan rezeki yang lebih berkah sehingga kita senantiasa bisa terus menerus berinfak sampai akhir hayat kita. Karena sungguh pada akhir zaman nanti tidak akan ada sesama kita yang memerlukan infak dan sebagainya.


Mengutip lagu WALI BAND, CaBe alias Cari Berkah:

Bang, beli bawang, beli bawang gak pake kulit
Bang, jadi orang, jadi orang jangan pelit-pelit
Neng, beli batik, beli batik warnanya terang
Neng, tambah cantik, kalo sering bantu orang
Itu semua dari Allah, itu semua karena Allah
Itu semua milik Allah Barokallah
Banyak harta ngapain (ngapain)
Kalo gak berkah pikirin (pikirin)
Oh punya harta gak mungkin (gak mungkin) dibawa mati
Hidup indah bila mencari berkah
Punya rezeki bagiin (bagiin)
Bantu yang susah tolongin (tolongin)
Oh jadi miskin gak mungkin (gak mungkin), Allah yang jamin
Hidup indah bila mencari berkah
Ya Allah tuhan kami, berkahi hidup ini
Sampai tua nanti dan sampai dan sampai dan sampai kami mati
Banyak harta ngapain (ngapain)
Kalo gak berkah pikirin (pikirin)
Oh punya harta gak mungkin (gak mungkin) dibawa mati
Hidup indah bila mencari berkah
Punya rezeki bagiin (bagiin)
Bantu yang susah tolongin (tolongin)
Oh jadi miskin gak mungkin (gak mungkin), Allah yang jamin
Hidup indah bila mencari berkah
Banyak harta ngapain (ngapain)
Kalo gak berkah pikirin (pikirin)
Oh punya harta gak mungkin (gak mungkin) dibawa mati
Hidup indah bila mencari berkah
Punya rezeki bagiin (bagiin)
Bantu yang susah tolongin (tolongin)
Oh jadi miskin gak mungkin (gak mungkin), Allah yang jamin
Hidup indah bila mencari berkah, hidup indah bila mencari berkah

Christiano Ronaldo aja melelang sepatu emasnya untuk palestina, hmmm hayo kita jangan mau kalah!!!


INILAH NOMOR REKENING UNTUK TABUNGAN AKHIRAT ANDA

  • Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA)
www.kispa.org
Rek Muamalat Cab. Slipi No.311.01856.22 an Nurdin QQ KISPA
Jl. Sumbawa No.7 Jakarta Pusat
Telp. 021-46425574, 91023223
HP. 08128173107
Fax. 021-3920277
Email : humas.kispa@gmail.com, faiz_printing@yahoo.com, ferryn2006@yahoo.co.id
Pin BB : 21AC243F (Ust.Ferry Nur)



  • Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) 
www.knrp.or.id
BCA (Bank Central Asia)
Cab. Jatinegara Barat, Rekening No. : 7600.3250.99 an. Komnas untuk Rakyat Palestina
BSM (Bank Syariah Mandiri)
Cab. Kelapa Gading, Rekening No. : 18.000.222.10 an. Komnas untuk Rakyat Palestina
Jln. Jabir RT.005/07 No. 11-B
Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan
Telp/Fax. 021-7812311
Email : knrp.pusat@yahoo.com
Facebook :www.facebook.com/komitenasionaluntukrakyatpalestina


  • Sahabat Al-Aqsha
http://sahabatalaqsha.com/nws/
Bank Syariah Mandiri
No. Rek. 1540006443
an. M Fanni bdn Palestina
Bank Muamalat
No Rek. 9244632778
an. M Fanni cq Sahabat Al-Aqsha
Telp. : 021-23808823, 0818110697
E-mail : sahabat@sahabatalaqsha.com
Twitter : http://twitter.com/sahabatalaqsha


  • Aksi Cepat Tanggap (ACT)
www.act.or.id
Rekening Palestina
BCA 676 030 0860
BSM 101 000 5557
Permata Syariah 0971 001 224
Muamalat 304 0023 015
BNI Syariah 009 611 0239
Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok B-8
Jl.Ir.H.Juanda No.50 Ciputat, Banten.
Telp. 021-7414482
Fax. 021-7420664
Email : info@act.or.id


  • Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)
www.mer-c.org
Pembangunan RS Indonesia di Gaza
BCA No.686.0153678
BSM No.009.0121.773
a.n Medical Emergency Rescue Committee
Jl. Kramat Lontar No. J-157 Senen Jakarta Pusat
Telp/Fax. 021-3159235 / 3159256
Call Center : 0811990176
Pin BB: 2833C66D
E-mail : merc@indosat.net.id

 

sumber :http://mardhiyanimira.blogspot.com/2012/11/nomor-rekening-untuk-membantu-palestina.html

NOMOR REKENING UNTUK MEMBANTU PALESTINA

Read More

Copyright © SDIT Mutiara Hati Purwareja Klampok - Banjarnegara | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top